Home » Archives for Juni 2014
Senin, 16 Juni 2014
Jumat, 13 Juni 2014
TES MINAT
TES MINAT
A.
Pengertian
Tes Minat
Crow
dan Crow (dalam Djaali, 2007) mengatakan bahwa minat berhubungan dengan gaya gerak yang
mendorong seseorang untuk menghadapi atau berurusan dengan orang, benda,
kegiatan, pengalaman yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri. Jersild dan
Tasch menekankan bahwa minat atau interest
menyangkut aktivitas-aktivitas yang dipilih secara bebas oleh individu.
Sedangkan menurut Doyles Fryer (dalam
Nurkencana, 1993) minat atau interest adalah gejala psikis yang berkaitan
dengan obyek atau aktivitas yang menstimulir perasaan senang pada individu. Kalau
kita perhatikan definisi-definisi tersebut, maka minat senantiasa erat
hubungannya dengan perasaan individu, obyek, aktivitas atau situasi.
Minat
sangat erat hubungannya dengan kebutuhan. Misalnya seorang anak laki-laki yang
sedang berkembang, yang membutuhkan pertumbuhan fisik akan menaruh minat
terhadap aktivitas-aktivitas fisik, seperti sepak bola, basket, dan
aktivitas-aktivitas lainya yang dapat mempercepat pertumbuhan fisiknya. Begitu
pula anak kecil yang sedang membutuhkan hubungan dengan orang lain akan sangat
menaruh minat terhadap alat komunikasi yaitu bahasa.
Minat yang timbul dari kebutuhan
anak-anak akan menjadi faktor pendorong bagi anak dalam melaksanakan usahanya.
Jadi dapat dilihat bahwa minat adalah sangat penting dalam pendidikan, sebab
merupakan sumber dari usaha. Anak-anak tidak perlu mendapat dorongan dari luar,
apabila pekerjaan yang dilakukan cukup menarik minatnya. Tes adalah suatu cara
untuk mengadakan penilaian yang berbentuk suatu tugas atau seragkaian tugas
yang harus dikerjakan oleh anak atau sekelompok anak sehingga menghasilkan
suatu nilai tentang tingkah laku dan prestasi anak tersebut, yang dapat
dibandingkan dengan nilai yang dicapai oleh anak-anak lain atau dengan nilai
standart yang ditetapkan.
Minat
merupakan faktor dari dalam individu yang menunjuk pada typical performance. Dalam konteks pekerjaan, tampilan ini mengacu
pada senang atau tidak senangnya individu pada suatu bidang pekerjaan.
Seseorang akan menjadi berhasil apabila dirinya memiliki kemampuan yang
disertai dengan minat yang tinggi terhadap suatu pekerjaan yang diembannya. Tes
minat merupakan suatu alat ukur yang dirancang untuk mangukur dan manganalisis
minat seseorang.
B.
Tujuan
Tes Minat
Tujuan
dari tes ini, adalah membantu menemukan minat dasar yang dimiliki seseorang,
setelah diketahui minat dasar yang dimiliki seseorang (ada tidaknya minat
terhadap sesuatu, arah minat individu, serta kuat lemahnya minat yang
dimiliki), maka dapat digunakan untuk membantu individu yang bersangkutan
menjadi pekerja keras atau orang yang berminat, memiliki penyesuaian diri yang
baik dan efektif.
Tujuan
dari tes minat, antara lain :
1. Untuk
menunjukkan jabatan-jabatan bagi studi lebih lanjut. Jabatan-jabatan ini
meliputi tipe kerja yang disukai, tetapi disamping itu siswa harus memperhatikan
tentang kemampuan yang dimilikinya.
2. Untuk
menguji seseorang yang telah memilih suatu jabatan tertentu.
3. Untuk
mengcek pilihan karier sebelum meningkat lebih lanjut.
C.
Jenis-
Jenis Tes Minat
Tes
minat (interst test) merupakan jenis
instrumen tes yang digunakan dalam melakukan penilaian terhadap minat individu
dalam berbagai jenis kegiatan (Chaplin, 2000). Sebagian besar dari inventori
minat dirancang untuk menaksir minat individu dalam berbagai bidang pekerjaan.
Sejumlah inventori juga memberikan analisis minat dalam kurikulum pendidikan
atau bidang studi, yang pada gilirannya terkait dengan keputusan karir. Adapun
jenis-jenis tes minat ini adalah sebagai berikut: Strong Interest Inventory (SII), Self Directed Search (SDS),
Jackson Vocational Interest Survei (JVIS), Career Assesment Inventory
(CAI), Kuder, Rothwell Miller Interest Blank (RMIB). Penjelasannya sebagai
berikut:
1. SII
(Strong Interest Inventory)
Pertama
kali diterbitkan pada tahun 1927, dengan nama Strong Vocatinal Interest Blank
(SVIB). SII pertama dirumuskan oleh E.K. Strong.Jr., ketika sementara
menghadiri seminar pascasarjana pada tahun 1919-1920. SII dewasa ini terdiri
dari 317 butir soal yang dikelompokkan dalam delapan bagian. Dalam kelima
bagian pertama, responden mencatat preferensinya dengan membuat tanda S, TT,
TS, untuk mengindikasikan ”Suka”, ”Tidak Tahu”, ”Tidak Suka”. Butir-butir soal
dalam lima bagian ini masuk dalam kategori-kategori berikut; pekerjaan, mata
pelajaran sekolah, aktivitas (Misalnya, membuat pidato, memperbaiki jam atau
mencari dana untuk kegiatan amal), aktivitas waktu luang, dan kontak
sehari-hari dengan berbagai jenis orang (misalnya, orang yang amat tua, perwira
atau orang yang hidupnya dekat bahaya). Dua bagian tambahan meminta responden
menyatakan pilihan diantara aktivitas-aktivitas pasangan, misalnya berurusan
dengan barang versus berurusan dengan orang dan antara semua pasangan yang
mungkin dari empat butir soal dari dunia kerja yaitu gagasan, data, barang dan
orang. Pada akhirnya, satu bagian inventori meminta responden untuk memberi
tanda pada satu rangkaian pernyataan yang menggambarkan diri sendiri ”Ya”,
”Tidak”, atau ”?”.
Strong
bisa diskor oleh komputer, pada pusat-pusat skoring yang ditunjuk oleh penerbit
atau dengan penggunaan perangkat lunak yang tersedia dari penerbit dalam
berbagai pilihan. Ada tiga tingkat skor yang berbeda dalam keleluasaannya. Yang
paling luas dan paling komprehensif adalah enam skor General Occupational
Theme; subdivisi selanjutnya meliputi 25 Basic Interest Scales; dan tingkat
yang paling spesifik menyediakan 211 Skala Pekerjaan yang tersedia. Disamping
hal-hal ini, Form T317 dari Strong menghasilkan skor-skor pada empat Skala Gaya
Pribadi yang menaksir dalam Gaya Pekerjaan, Lingkungan Belajar, Gaya
Kepemimpinan, dan Pengambilan Resiko/Petualangan.
Klasifikasi
SII atas minat pekerjaan diturunkan dari model teoretis yang dikembangakan oleh
John Holland (1966,1985/1992) dan didukung oleh riset ekstensif, baik oleh
Holland maupun peneliti-peneliti independen lainnya. General Occupational
Themes yang diidentifikasi ooleh model Holland ditandai dengan (R) Realistis,
(I) Investigatif, (A) Artistik, (S) Sosial, (E) Kewirausahaan (Enterprising),
dan (C) Konvensional. Masing-masing tema mencirikan tidak hanya tipe orang,
tetapi juga tipe lingkungan kerja yang oleh orang tersebut dirasakan paling
menyenangkan. Menurut Holland, orang-orang tidak digolongkan secara ketat
kedalam salah satu dari tipe-tipe utama, melainkan mereka dicirikan oleh kadar
kemiripan satu tipe dengan tipe lainnya. Dengan demikian, kombinasi tipe
semacam ini, yang ditata oleh kadar kemiripan, menyediakan banyak pola atau
”kode” untuk mendeskripsikan berbagai perbedaan individu yang luas.
2. Self
Directed Search (SDS)
Instrumen
ini dikembangkan oleh J.L Holland, sebagai instrumen konseling pekerjaan yang
bisa dilaksanakan sendiri, diskor sendiri, dan diinterpretasikan sendiri.
Individu mengisi Booklet Penaksiran-Diri, menskor respon, dan menghitung enam
skor rangkuman yang berhubungan dengan tema model Holland (Realistis,
Investigatif, Artistik, Sosial, Bersifat Wirausaha, dan Konvensional). Ketiga
skor rangkuman tertinggi rangkuman tertinggi digunakan untuk menemukan kode berhuruf
tiga. Sebuah skor pendamping, Penemu Pekerjaan, digunakan unutk menemukan
pekerjaan diantara 1355 pekerjaan yang kodenya cocok dengan kode rangkuman
responden.
Meskipun
SDS dirancang untuk bersifat bisa menemukan skor sendiri, buku panduannya
merekomendasikan pengawasan tertentu dan pemeriksaan skor. Sebuah studi atas
107 individu yang diseleksi secara acak dari berbagai usia yang mengikuti edisi
SDS yang sekarang ada menunjukkan bahwa 7,5% lebih, telah menarik kode yang
memuat atau transposisi yang tidak tepat (Holland, Powell & Frizche, 1994).
Validitas konkuren dan efisiensi prediktif SDS naik-turun tergantung pada
susunan sampel-sampel dalam kaitan dengan usia, jenis kelamin, tingkat
pendidikan, dan tipe-tipe distribusi.
3. Jackson
Vocational Interest Survei (JVIS)
JVIS
diseleksi untuk mendapat perhatian khusus — pertama, karena JVIS merupakan
contoh dari prosedur penyusunan tes canggih dan kedua, karena dalam berbagai
aspek ,pendekatannya berlawanan secara tajam dengan diikuti dalam SII.
Inventori ini menggunakan area minat yang luas dalam pengembangan butir soal dan
sistem penentuan skor. Dalam inventori Strong, sebagian butir soal adalah butir
soal Suka, Acuh Tak Acuh, atau Tidak Suka yang ditandai secara terpisah oleh
responden. Selain itu, butir soal Inventori Strong meruapakan butir soal
bertipe pilihan-terbatas.
Sebagaimana
dalam pengembangan Personality Research Form dan Jackson Personality Inventory,
langkah pertama dalam pengembangan JVIS adalah merumuskan konstruk-konstruk
atau dimensi-dimensi yang harus diukur. Ada dua jenis dimensi, yaitu dipilih
berdasarkan penelitian yang dipublikasikan tentang psikologi kerja, dan
analisis faktor serta klasifikasi rasional atas butir soal minat pekerjaan.
Salah satunya dirumuskan yang berkaitan dengan peran kerja (berhubungan dengan
pekerjaan atau yang dilakukan seseorang pada pekerjaan) dan dengan gaya kerja
(merujuk pada preferensi-preferensi untuk lingkungan kerja atau situasi dimana
perilaku tertentu diharapkan).
4. Career
Assesment Inventory (CAI)
Sekarang
tersedia dua versi CAI, yaitu The Vocational Version (VV) dan The Enhanced
Version (EV). Deskripsi dalam bagian ini adalah VV. Meskipun EV sangat serupa
dalam struktur, adalah instrument yang sama sekali terpisah (Johannson,1986)
yang dapat diterapkam pada banyak dan rentang pekerjaan yang len\bih luas,
mencakup banyak yang memerlukan pendidikan lewat sekolah menengah. CAI pertama
kali dikeluarkan pada tahun 1975, CAI (Johannson,1984) secara dekat mengikuti
pola inventori Strong. Akan tetapi, berbeda dari kebanyakan unventori minat,
CAI dirancang secara khusus untuk para pencari karir yang tidak memerlukan
pendidikan universitas selama empat tahun atau pelatihan profesional lebih
jauh. CAI berfokus pada pekerjaan yang melibatkan keterampilan, pekerjaan teknis,
dan pekerjaan jasa.
Contoh
dari skala-skala pekerjaan yang sekarang tersedia antara lain montir pesawat,
petugas kesehatan gigi, petugas kafetaria, programer komputer, dan perawat
terdaftar. Ke-305 butir soal inventori dikelompokkan dibawah tiga kategori isi
yaitu aktivitas, mata pelajaran dan pekerjaan. Masing-masing butir menyediakan
lima pilihan respons, dari ”sangat suka” sampai ”sangat tak suka”. Ditulis
untuk tingkat membaca kelas 6, CAI juga bisa digunakan pada orang-orang dewasa
yang memiliki keterampilan membaca yang buruk. Seperti inventori Strong, CAI
menyediakan skor pada tiga tipe skala utama, termasuk 6 skala Tema Umum
Holland, 22 skala Bidang Minat Dasar homogen, dan 91 skala pekerjaan. Indeks
administratif dan empat akala non-pekerjaan juga termasuk didalamnya. Semua
pengumpulan data dan analisis statistik dijalankan secara terpisah dari
inventori ini. Kecuali skala Tema Umum, skala-skala tertentu yang dikembangkan
dalam masing-masing kategori ini adalah khusus untuk CAI.
5. Kuder
Inventori
ini dikembangkan oleh George Frederick Kuder. Tes ini terdiri dari sebuah buku
yang berisi pertanyaan-pertanyaan dan sebuah lembar jawaban. Bentuk
pertanyaannya adalah Forced –Choice responding dan Homogeneous Vocational
Preference Scales, dimana setiap pertanyaan terdiri dari tiga pilihan jawaban.
Jumlah total pertanyaan adalah 168 pertanyaan. Tes ini dapat disajikan baik
secara individual maupun klasikal dan waktu penyajiannya tidak dibatasi, tetapi
biasanya dapat diselesaikan selama 40-60 menit. Tes ini tersedia dalam 3
format, yaitu:
a)
Versi Pencil and Paper yang dinilai dan
diprofil oleh testee sendiri.
Versi
penilaian sendiri menggunakan Step-down page dengan alas jawaban Multipart
carbon dan mencakup profil untuk catatan hasil, dengan beberapa halaman dari
interpretasi kata-kata. Tes ini ditempatkan pada Kuder Form C.
b) Versi
Pencil and Paper yang dikembalikan kepada penerbit untuk dinilai.
Format
ini dinilai dan dilaporkan oleh NCASI dalam 24 jam setelah menerima survey
dengan lengkap. Lembar jawaban dengan lima jawaban yang salah menerima catatan
pada lembar laporan, tetapi lembar jawaban dengan lebih dai lima jawaban akan
dikembalikan untuk perbaikan.
c) Internet-Based
Inventory, yang merupakan komponen dari Kuder Career Planning System.
Administrasi
melalui internet-based tersedia dalam bahasa Inggris atau Spanyol melalui
website www.kuder.com.format ini memberikan administrasi error-free (program
jawaban tidak akan menerima jawaban yang salah), dan tersedia 24 jam sehari,
yang dinilai seketika itu juga dari beberapa lokasi: rumah, sekolah atau
kantor.
Tes
Kuder bertujuan agar dapat digunakan sebagai bahan interpretasi diri terhadap
minat-minat yang ada dalam diri individu, sebagai penentu minat yang akan
dikembangkan dimasa datang, sebagai tolak ukur untuk mengetahui kemampuan yang
dimiliki, dan dapat mengetahui kesamaan pilihan dengan individu lainnya yang
mempunyai aspek yang berbeda.
6. Rothwell
Miller Interest Blank (RMIB)
Menurut
sejarahnya tes ni disusun pertama kali oleh Rothwell pada tahun 1947. saat itu
tes tersebut hanya memiliki 9 jenis kategori dari jenis-jenis pekerjaan yang
ada. Kemudian pada tahun 1958 tes diperluas menjadi 12 kategori oleh Kenneth
Miller.sejak saat itu tes minat ini dinamakan tes minat Rothwell Miller.
Tes
ini berbentuk blanko/formulir yang berisikan daftar pekerjaan yang disusun
dalam 9 kelompok, dengan kode huruf A sampai I, serta dibedakan untuk kelompok
pekerjaan pria dan wanitanya.masing-masing kelompok pekerjaan tersebut terdiri
atas 12 jenis pekerjaan, yang mewakili 9 kategori pekerjaan yang akan diukur
dalam tes ini. Tes ini disusun dengan tujuan untuk mengukur minat seseorang
berdasarkan sikap seseorang terhadap suatu pekerjaan dan ide-ide stereotipe
terhadap pekerjaan yang bersangkutan. Tes Rothwell Miller dapat diberikan
kepada testee secara perorangan maupun klasikal. Instruksi biasanya sudah
terdapat dalam balangko sehingga bagi testee yang sudah dewasa dapat
diinstruksikan untuk membaca sendiri, kecuali untuk orang dewasa dengan
intelegensi rendah (Dull-normal). Bagi testee dull-normal, dianggap
kemampuannya untuk memahami, indtruksi tes yang tertulis sehingga perlu
diberikan beberapa contoh untuk dapat mengerjakannya dengan tepat. Bahkan
kadang masih harus dilengkapi dengan memeriksa pekerjaannya setiap saat untuk mencegah
kemungkinan berbuat kesalahan.
Tes
ini mengukur beberapa bentuk kemampuan dalam kategori pekerjaan, yakni:
a) Outdoor
Pekerjaan
yang dilakukan diluar, diudara terbuka, tidak berhubungan dengan hal-hal yang
sifatnya rutin.
b) Mechanical
Pekerjaan
yang berhubungan dengan mesin/alat mekanik.
c) Compulational
Pekerjaan
yang berhubungan dengan angka-angka.
d) Scientific
Pekerjaan
yang menyangkut aktifitas analisis, penyelidikan, penelitian, aksperimen kimia
dan ilmu pengetahuan lainnya.
e) Personal
Contact
Pekerjaan
yang berhubungan dengan manusia, diskusi, membujuk, bergaul dengan orang lain,
pada dasarnya adalah suatu pekerjaan yang membutuhkan kontak dengan orang lain.
f) Aesthetic
Pekerjaan
yang berhubungan dengan hal seni dan menciptakan sesuatu.
g) Literary
Pekerjaan
yang berhubungan dengan buku, membaca dan mengarang.
h) Musical
Memainkan
musik, apresiasi, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan musik.
i)
Social Service
Pekerjaan
yang berhubungan dengan pelayanan terhadap kepentingan masyarakat,
kesejahteraan umum, membimbing, menasehati dan memahami.
j)
Clerical
Pekerjaan
yang menuntut ketelitian dan kerapian
k) Practical
Pekejaan
yang memerlukan keterampilan, praktek, karya pertukangan.
l)
Medical
Pekerjaan
yang berhubungan dengan pengobatan, perawatan penyakit, penyembuhan dan hal
yang dengan medis dan biologis.
D.
Pentingnya
Pengetesan Minat
Ada beberapa alasan mengapa seorang guru perlu mengadakan
pengukuran terhadap minat anak-anak, antara lain adalah sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan minat anak-anak.
Setiap guru mempunyai kewajiban
untuk meningkatkan minat anak-anak. Minat merupakan komponen yang penting dalam
kehidupan pada umumnya dan dalam pendidikan dan pengajaran pada khususnya. Guru
yang mengabaikan hal ini akan berhasil di dalam pekerjaanya mengajar
2. Memelihara minat yang baru mencul.
Apabila anak-anak menunjukkan minat
yang kecil, maka merupakan tugas bagi guru untuk memelihara minat tersebut.
Anak yang baru masuk ke suatu sekolah mungkin belum begitu banyak menaruh minat
terhadap aktivitas-altiitas tertentu. Dalam hal ini guru wajib memperkenalkan
kepada anak aktivitas-aktivita tersebut. Apabila anak telah
menunjukkanminatnya, maka guru wajib memelihara minat anak yang baru tumbuh
tersebut.
3. Mencegah timbulnya minat terhadap
hal-hal yang tidak baik.
Oleh karena sekolah adalah suatu
lembaga yang menyiapkan anak-anak untuk hidup di dalam masyarakat, maka sekolah
harus mengembangkan aspek-aspek adeal agar anak-anak menjadi anggota masyarakat
yang baik. Dalam keadaan tertentu anak-anak sering menaruh minat terhadap hal-hal
yang baik yang terdapat diluar sekolah di dalam masyarakat yang jauh dari
ideal. Dalam keadaan yang demikian sekolah melalui guru-guru hendaknya
memberantas minat anak-anak yang tertuju pada hal-hal yang tidak baik, dan
dengan metode yang positif mengalihkan minat anak-anak tersebut kepada hal-hal
yang baik.
4. Sebagai persiapan untuk memberikan bimbingan
kepada anak tentang lanjutan study atau pekerjaan yang cocok baginya.
Walaupun minat bukan merupakan
indikasi yang pasti, tentang sukses tidaknya anak dalam pendidikan yang akan
datang atau dalam jabatan, namun minat merupakan pertimbangan yang cukup
berarti kalau dihubungkan dengan data-data yang lain.
E.
Ruang Ligkup Tes Minat
Pada umunya hasil tes minat
digunakan dalam 4 bidang terapan, yaitu konseling karier bagi siswa sekolah
lanjutan, konseling pekerjaan, bagi karyawan, penjurusan siswa sekolah lanjutan
atau mahasiswa, dan perencanaan bacaan dalam pendidikan dan latihan.Perlu
dicatat bahwa berdasarkan pengamatan, jarang ditemui suatu hasil tes minat
digunakan secara ekslusif dengan mengabaikan hasil pengukuran terhadap aspek
kognitif dan aspek non-kognitif yang lain, yakni tes intelegensi, tes bakat
ataupun tes kepribadian.
Berturut-turut ke-4 bidang penerapan itu dibahas secara
ringkas, yaitu:
1. Konseling Pekerjaan
Hasil tes minat digunakan dalam
konseling pekerjaan untuk karyawan-karyawan yang telah bekerja dalam perusahaan
atau bidang pekerjaan yang lain. Dalam hal ini fungsi tes minat adalah untuk
mencek konsistensi antara tugas pekerjaan yang telah terlanjur dijalani dengan
pilihan pekerjaan yang disukai. Persoalan yang kerapkali muncul adalah
ketidakcocokan antara keduanya. Seorang karyawan yang telah bekerja merasa
tidak menyukai pekerjaan yang diberikan padanya. Tentu saja hal ini akan berakibat
buruk pada karier pekerjaan selanjutnya. Tes minat dapat segera dikenakan
kepada karyawan yang mulai menunjukkan perasaan bosan dengan pekerjaannya agar
dia dapat dipindahkan ke bidang pekerjaan yang lebih cocok baginya. Selain itu,
tes minat dapat digunakan dalam rangka peningkatan efisiensi perusahaan dan
kepuasan kerja karyawan
2. Konseling Karier
Hasil tes minat digunakan dalam
konseling karir untuk siswa sekolah, khususnya sekolah umum (SMU) pada
tahun-tahun pertama mereka menginjakkan kaki di bangku sekolah. Walaupun
demikian, hasil tes minat dapat digunakan untuk siswa sekolah kejuruan yang
merencanakan untuk segera bekerja setelah lulus. Selain itu, konseling karir
dapat digunakan bagi orang-orang putus sekolah lanjutan yang sedang mencari
pekerjaan yang cocok bagi mereka dalam waktu yang dekat. Kegunaan hasil tes
minat bagi siswa SMU adalah untuk menunjukkan bidang-bidang pekerjaan secara
umum dan luas agar mereka segera mempersempit berbagai alternatif bidang
pekerjaan dan memfokuskan diri pada beberapa bidang yang jelas.
3. Perencanaan Bacaan
Pendidikan
Buku-buku bacaan di sekolah
(SD,SMP,SMU) dan Perguruan Tinggi kadang-kadang tidak disukai oleh para siswa
dan mahasiswa karena dipandang tidak relevan atau tidak sesuai dengan bidang minatnya.
Dalam sistem pendidikan klasikal, tes minat dapat dimanfaatkan untuk mengetahui
materi bacaan yang tepat bagi siswa agar prestasi mereka juga meningkat. Dengan
kata lain, tes minat berfungsi untuk memilih jenis-jenis bacaan yang disukai
oleh mayoritas siswa. Dalam skala yang lebih besar, hasil tes minat dapat
diterapkan untuk perencanaan pemilihan dan penerbitan buku-buku bacaan yang
lebih disukai oleh siswa pada suatu daerah atau propinsi tertentu. Tentu saja
jika hal ini dilakukan dengan cara pemilihan sampel yang tepat dan
representatif.Perencanaan buku-buku bacaan yang tepat diharapkan mampu
mengenalkan bidang-bidang pekerjaan yang tersedia di suatu daerah secara dini
terhadap siswa-siswa sekolah khususnya siswa sekolah dasar dan siswa lanjutan.
4. Penjurusan Siswa
Pada prinsipnya penjurusan siswa di
sekolah lanjutan merupakan penempatan siswa pada jurusan-jurusan atau
program-program studi yang tersedia. Dengan demikian pertama-tama siswa sudah
diterima pada suatu jenjang sekolah tertentu misalnya melalui sistem seleksi
dengan menggunakan tes intelegnsi dan tes bakat. Barulah kemudian dilakukan
pengukuran terhadap minatnya untuk menempatkan setiap siswa pada suatu jurusan
atau program studi yang tepat berdasarkan hasil pengukuran tadi.
Macam tes minat yang digunakan
tergantung dari keluasan jurusan atau program studi yang tersedia. Jika jurusan
atau program studi terbatas misalnya 2-3 saja, maka sebaiknya kita tidak
menggunakan tes minat yang mengukur minat seseorang secara luas. Lebih tepat jika
kita hanya menggunakan tes minat yang sesuai dengan jurusan atau program studi
yang benar-benar ada. Hal ini dipandang efisien karena siswa tidak perlu
mengerjakan semua item pada semua bagian tes, tetapi cukup mengerjakan item dan
bagian tes yang relevan. Contoh strategi seperti ini adalah pada penempatan
siswa-siswa STM yang memiliki 3 jurusan, yaitu mesin, elektro dan bangunan.
F.
Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Tes
Minat yang muncul dalam psikologis
siswa merupakan sebuah gejala, sehingga munculnya minat dalam psikolog sehinga
munculnya minat tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yang menjadi
penyebabnya. Faktor tersebut diantaraya:
1. Faktor Individu.
Meruakan
pengaruh yang muncul dalam diri siswa secara alami, misalnya diakibatkan karena
; kematangan, kecerdasan, latihan, motivasi dan dan sifat pribadi. Setiap
individu mempunyai tingkat kematangan serta kecerdasan yang berbeda sehingga
minat yang muncul juga tidak sama antara individu satu dengan yang lain.
Misalnya, seseorang yang mempunyai kecerdasan dibidang mata pelajaran ekonomi
maka akan cenderung melakukan aktifitas dibidang kerja atau koperasi.
Sebaliknya sesorang yang mempunyai kecerdasan dibidang perikanan maka akan
cenderung melakukan aktivitas di sawah/ tambak. Perbedaan kecerdasan tersebut
terjadi karena setiap individu satu dengan yang lain mempunyai tingkat motivasi
diri yang berbeda, sedangkan motivasi tersebut diperoleh melalui pengetahuan,
pengalaman, atau pelatihan yang diikuti. Jadi apabila siswa dilatih dan
dibiasakan untuk mengenal perikanan melalui pengajaran muatan lokal budidaya
perikanan di sekolah, maka secara otomatis minat belajar tersebut akan muncul
dalam diri siswa, tergantung individu itu sendiri.
2. Faktor Sosial.
Merupakan pengaruh yang muncul
diluar individu, misalnya diakibatkan karena; kondisi keluarga, lingkungan,
pendidikan dan motivasi sosial. Minat yang dipengaruhi oleh faktor sosial
misalnya; ketika siswa hidup dalam masyarakat yang kesehariannya bersentuhan
dengan padi (mayoritas petani padi), maka siswa cenderung ingin tahu dan
mengenal kegiatan tersebut karena merasa menjadi bagian darinya, sebaliknya
jika kesehariannya bersentuhan dengan ikan (mayoritas pekerja tambak), maka
siswa cenderung ingin tahu dan mengenal lebih dalam mengenai perikanan. Jadi
apabila siswa mempunyai latar belakang keluarga atau masyarakat yang beroperasi
dibanding perikanan, maka minat belajar muatan lokal budidaya perikanan
tersebut juga akan muncul dengan sendirinya.