AKU KAMU BISA, KITA SAMA!
Apa
yang Anda lihat dari foto di atas? Adakah perbedaan yang dapat kalian temukan?
Atau kalian dapat menemukan keistimewaan dari para pemuda ini? Hayooo coba
tebak, siapa cepat dia dapat!
Pasti
Anda akan berpikir bahwa foto di atas adalah foto para mahasiswa pecinta alam
yang sedang mendaki gunung seperti biasanya, atau foto para pemuda ganteng yang
sedang bereksperimen naik gunung sebagai ajang pembuktian kalau sudah pernah
naik gunung kemudian di gunung itu berfoto-foto
terus fotonya dipasang sebagai foto profil di fb, ava twitter atau di
instagram, dan lain-lain. Lalu apa yang berbeda dengan foto itu dan apa
istimewanya dari para pemuda ini? Biasa saja, tidak ada yang terlihat beda dan
tidak ada yang terlihat istimewa dari mereka. Mereka biasa saja, sama seperti
pendaki-pendaki gunung yang lainnya.
Hmmm,
nampaknya masih banyak yang salah nih nebaknya hahaha. Mau tahu jawabanya? Mau
tahu banget atau mau tahu aja nih? Haha. Pagi hari itu berbeda dengan pagi hari
lainnya. Kenapa berbeda dengan pagi hari lainnya? Ya, berbeda karena hari itu
mereka bersiap untuk melakukan pendakian untuk ke sekian kalinya.
Lagi-lagi
aku tidak bisa ikut menemani mereka untuk mendaki, padahal pengen banget
mendaki bareng mereka karena pasti lebih seru dibanding dengan teman-teman yang
lainnya. Tapi apa boleh buat kuliah menahanku untuk tetap bertahan. Dengan
sabar aku menunggu kedatangan mereka pulang dari mendaki, setelah kira-kira 5
hari mereka pulang. Mereka pulang dengan sejuta pengalaman yang pastinya bikin
aku iri setengah mati dengan pengalaman pendakian ini, mereka memamerkan
foto-foto mereka yang luar biasa bagusnya dengan pemandangan di puncak gunung.
Mulailah mereka bercerita pengalaman mereka, cerita yang diselingi dengan canda
tawa khas dari mereka. Efek dari mendengar cerita mereka adalah membuatku iri,
bangga, terharu dan pokoknya campur- campur. Oh yaaa, for your information aku sudah kenal mereka sudah lebih dari
setahun, tapi baru gabung ke komunitas ini setahun lebih 5 bulan. Komunitas ini
ada di Yogyakarta, komunitas paling gokil yang pernah aku temui ya cuma
komunitas ini. Agenda komunitas ini
padat banget di undang ke acara sana- sini, harus mengisi workshop, harus
pentas, jadi objek penelitian, ada kegiatan regular di basecamp kita, oh ya komunitas ini sering nongol di tv lho hehe.
Pernah dulu masuk Hitam Putih, Wide
Shot, Aku Bangga, 360, dan apa ya
masih banyak aku lupa, karena ada beberapa stasin tv yang sering datang ke
basecamp buat meliput hihi seruuu. Sebenernya capek banget ngikutin komunitas
ini, tapi rasa capek itu terbayar di setiap acara yang selalu alhamdulilah
sukses. Setiap berkumpul dengan mereka pasti akan ada cerita baru setiap
harinya bahkan setiap menitnya.
Pada
awal aku bergabung dengan komunitas ini aku merasa keluar dari zona nyamanku.
Aku tidak mengenal siapa-siapa di komunitas ini kecuali kakakku, kakakku sudah
lebih dari 6 tahun bergabung dengan komunitas ini. Aku berpikir bahwa aku gila
masuk bergabung dengan komunitas ini. Ada rasa ingin menyerah untuk mengikuti
komunitas ini, aku bingung harus berkomunikasi seperti apa dengan mereka. Hmm
gimana sudah tahu belum mereka siapa? Atau masih pada bingung? Hehe. Oke lanjut
yaa, biar tidak penasaran. Bahasa isyarat! Ya, bahasa itu yang harus aku
pelajari untuk berkomunikasi dengan mereka. Tentunya kalian tahu dengan bahasa
isyarat bukan? Bahas itu digunakan untuk siapa? Pastinya kalian sudah tahu.
Jadi sekarang sudah tahu kan siapa yang naik gunung? Hehe. Iya, mereka adalah
teman-temanku dari Deaf Art Community
(DAC) salah satunya ada kakakku.
Deaf Art Community (DAC) pastinya
kalian udah tahu dong ya? Secara mereka eksis banget di mana-mana haha. Mereka
adalah teman-temanku yang sangat luar biasa, di tengah-tengah kekurangan
mereka, mereka malah bisa membuatnya menjadi kelebihan mereka yang mampu
menginspirasi berjuta-juta orang. Mereka selalu saja membuatku malu karena aku
tidak pernah bersyukur dengan apa yang ada pada diriku, aku yang hanya bisa
mengeluh karena ini itu. Mereka juga yang selalu membuatku bangga, membuatku
iri dengan kemampuan yang mereka miliki. Gimana tidak aku bangga dengan mereka?
Teman-teman DAC senior mereka punya segudang prestasi dari akademik sampai non
akademik. Ahmad dia salah satu anggota DAC senior dia sekarang kuliah semester
4 di ISI Yogyakarta Jurusan Seni Rupa Murni, Arief Wicaksono sang pilot DAC dia
sekarang juga sedang mengenyam bangku kuliah di UIN SUKA mengambil Ilmu
Komunikasi, dia sekarang sedang semester 2 dan dia udah jalan-jalan sampai New
York dan Swiss untuk mewakali Indonesia dalam acara yang diselenggarakan oleh
PBB. Gilaaaaaaa! Itu amazing banget buat aku. Terus masih ada lagi nih co-pilot
dari DAC namanya Fani dia dulu kuliah di USD Yogayakrta mengambil Manajemen kemudian
akhirnya dia pindah karena ada sesuatu hal. Dia pindah di STRD DKV, Fani juga
tidak kalah amazingnya dari Arif dia juga ikut dalam rombongan saat acara di
New York dan Swiss itu. Terus masih ada Mala dan Kiki dia jga kuliah lho di UIN
SUKA semester 2, ada lagi nih Wahyu namanya sekarang dia sudah kerja di Dinas
Pendidikan di Yogya dia juga berwirausaha lho kalau malam. Dia membuka angkringan
di depan rumahnya. Subhanallah, gimana aku tidak bangga dengan mereka? Oh ya
ada lagi namanya Diki hehe, dia kakakku. Mungkin saat ini dia memang belum
beruntung untuk meneruskan ke bangku kuliah tapi jangan salah, kakakku salah
satu atlet DIY cabang Atletik (Tolak Peluru). Tahun 2012 kemarin kakakku
mewakili DIY dalam ajang National
Paralimpyc Commite (NPC) di Riau kakakku hanya masuk sampai 8 besar dia
belum bisa membawa pulang medali tapi itu tidak menyurutkan semangatnya. Di
tahun 2013 kembali kakakku bertanding di ajang nasional O2SN di Kalimantan
lagi-lagi dia belum beruntung, dan tetap berkobar semangatnya. Berulang kali
mengikuti lomba-lomba nasional, beberapa bulan kemudian kakakku bisa menyabet
medali dalam kejuaran antar kota, kejuaran daerah dan lain sebagainya.
Waaaaaaaw, it’s cool!
Di
DAC aku belajar bersyukur, aku belajar berusaha, aku belajar arti kebersamaan,
dan aku belajar segalanya dari mereka. Mereka yang bisa dikatakan disability tapi mereka jauh lebih baik
dari kita yang hanya bisa mengeluh, menghina, tak pernah bersyukur dan lainnya.
Semangat mereka, hati mereka yang jauh lebih baik dari kita membuatku semakin
bangga, membuatku semakin banyak bersyukur atas segala limpahan karunia dan
nikmat yang diberikanNYA, membuatku semakin percaya bahwa Allah itu maha adil,
Allah itu tidak akan memberi cobaan melebihi kemampuan hambaNYA. Ini yang
selalu mereka katakan “AKU KAMU BISA, KITA SAMA!”
0 komentar:
Posting Komentar