Jumat, 30 Oktober 2015

Terombang-ambing?

Tidak ada angin tidak ada hujan kok ada petir? Itu perumpamaan ketika aku mendengar kabar dari salah seorang temanku yang mengatakan bahwa kamu akan menikah. Dyaaaaaaaar seperti bunyi petir yang tiba-tiba menyambar sesuatu yang ada di bumi. Rasanya masih kayak mimpi gitu apa aku salah denger atau aku halusinasi. Jadi begini ceritanya, siang itu sekitar 5 atau 6 hari yang lalu aku kembali menemukan key word dari wanitamu dia kuliah mengambil kelas ekstensi di salah satu PTS di Yogya. Hmm awalnya iseng sih, ternyat adia 1 kampus dengan temanku sewaktu sekolah dulu, walhasil tau dong apa yang aku lakukan? Apa coba tebak? Ada yang tau nggak? :D hahaha. Mesti kalian udah negatif thinking kan sama aku? Pasti kalian kira aku ngelabrak cewek itu? haha salah besar. Tenang aja aku sih nggak bakalan ngelakuin hal konyol kayak begituan. Aku tanya dengan temanku apakah dia mengenal wanita itu dan akhirnya temanku menjawab bahwa mengenal tetapi tidak dekat, ya cukup taulah. Wanitamu adik kelas temanku, dan orang yang lagi deket sama temenku itu temen sekelas wanitamu hahaha. Paham nggak ya yang baca? :D Ya pokoknya begitulah haha. Kurang lebih seperti ini percakapan singkat kita :) 

(Keterangan: Aku = A, Temanku = T)

A :     "Kamu kenal sama (disensor) nggak sayang?" 
T :      "Oh iya aku kenal, dia temannya si mas (sensor)"     
A :     "Kamu tau siapa pacar dia?" 
T :    "Iya taulah sayang kan aku sering diceritain sama mas (sensor). Pacarnya muslim kok.             Pacarnya agak gendut, putih, fotografer kan?" 
A:      "Yang ini kan? yang cowok yang ini yang cewek yang ini? (Aku kirimkan foto mereka)"
T:       "Iya sayang, bener. Lho kok kamu tau yang dr mana?" 
A:       "Kamu tau nggak dia tuh yang aku ceritain ke kamu itu huhuhu."  
T:       "Hah? kamu seriusan? kan mereka mau menikah sayang. Udah lama katanya mau nikah tuh. Kok bisa e sayang?"
A:        "What? Dia mau nikah? Seriusan? Kapan bilange?"
T:        "Udah lama kok yang lama banget lebih dari 3 bulanan yang lalu udah lama pokoke aku juga lupa".


Ya kurang lebih begitu percakapan aku dengan temanku, gimana ya serasa mau meledak juga kepala aku ketika mendapatkan kabar itu. Kaget, sedih, bingung, galau, tapi ada senengnya ya 1% paling bercampur jadi satu hahaha. Rasanya dunia runtuh waaaaaak lebai maafkan hehehe. Semua yang jadi pertanyaanku itu kayak udah kejawab gitu semuanya. Dimulai dari kamu yang nggak respon sama sekali WA ku ya allah ya robb langsung badmood banget hari itu. Jam serasa berjalan sangat lambat di hari itu, pikiran udah melayang-layang tapi nggak tau harus gimana, pengen pulang tapi masih on duty eh on duty tapi udah nggak konsen serba salah bangetlah pas hari itu. Alhamdulilah, akhirnya waktu yang ditunggu-tunggu datang juga waktunya untuk pulang dan langsung mewek sejadinya hahha cengeng banget ya aku terlalu sensitif. Banyak istighfar banget, dengerin murotal orang ngaji dari hape bikin ayem pokoknya segala cara aku lakukan biar tenang kecuali meditasi, takutnya pas meditasi malah yang keinget malah dia hahaha.

Waktunya sholat ya aku tetep sholat berdoa sama yang punya hidup, ya taulah doaku apa hehe. Sampai akhirnya aku kontakan dengan sahabatku dia memberi masukan supaya aku menghubungi dia lewat telpon dan blabla, dia mencoba memberiku kemungkinan-kemungkinan yang bisa saja terjadi dan tidak, mencoba membesarkan hatiku juga. Kemudian aku menelpon dia dan tidak diangkat lalu aku sms mengatakan yang intinya apakah semarah itu dia dengan aku atau ada apa kok sampai segitunya. Tak aku sangka kamu menelpon aku dan mengatakan bahwa semua tidak ada sangkut pautnya dengan aku, kamu memintaku untuk tidak negatif thinking, mencoba untuk ngeyem-yem aku, memintaku untuk makan dan tetap menjaga kesehatan. Kamu juga mengatakan bahwa kamu sedang banyak kerjaan dan banyak pikiran dan lagi ansos juga. Ketika kamu berkata "lagi banyak pikiran" seketika dalam hatiku berbicara apakah karena memang kamu mau menikah? Suaraku tiba-tiba melemah. Namun aku tidak berani untuk mengatakan itu denganmu, aku takut kalau itu akan membuatmu risih atau malah membenciku. 

Setelah kejadian itu aku berusaha tetap seperti biasa dan seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Aku tetap menghubungi dan memberi perhatian seperti biasanya, kamu juga merespon seperti biasanya. Aku sempat membahas tentang judul skripsiku, aku menyampaikan bahwa aku akan seminar dan kamu meresponnya dengan antusias, aku ingat saat kita bertemu terakhir kalinya itu kamu perna mengucapkan bahwa kamu akan membantuku dalam skripsi, namun entahlah kamu masih ingat atau tidak.

Hei mas keju tak taukah kamu bahwa aku sangat merindukanmu? Tak taukah kamu betapa banyak perubahan yang terjadi padaku saat ini? Tak taukah kamu bahwa namamu selalu ada dalam sujudku? I don't know. What should I do now? Seperti terombang-ambing di tengah lautan, aku nggak tau harus berbuat apa sekarang? Aku ingin semua kembali seperti biasanya saat dulu aku belum mempunyai perasaan ini, bahkan terkadang aku ingin kembali pada masa-masa aku sangat galau mengetahuimu balikan dengan wanitamu karena saat itu kamu begitu respectnya sama aku. Namun terkadang aku juga berpikir bahwa harus aku akhiri semua ini walaupun aku harus memutus silaturahmi kita rasanya nggak sanggup banget ketika harus melakukan itu.

Maafkan aku, karena jujur saja aku bingung harus berbuat apa dan harus bersikap bagaimana denganmu. Ketika ada sesuatu yang membuatmu kurang nyaman atau ada aku menyakitimu aku minta maaf, beginilah aku ketika sudah mulai jatuh hati dengan seseorang.Inilah aku yang sebenarnya, karena sejujurnya aku sayang kamu dan semoga kita akan dipertemukan lagi entah kapan :) Mungkin nanti di surga, iya nanti di surga :)

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar